Minggu, 11 Februari 2018
TentangKu
Haiiii perkenalkan nama saya Vivi Lusiana Dewi atau biasa dipanggil Vivi.
Saya akan menceritakan bagaimana "Bullying" itu bisa membunuh seseorang secara perlahan namun pasti.
Saya anak ke 5 dari 7 bersaudara yang mempunyai kondisi yang unik dari saudara saya.
Sewaktu masuk sekolah tingkat SD saya terlambat satu tahun Dikarenakan keunikan saya.
Masa2 SD dan SMP saya tidak terlepas dari yang namanya "Bullying" bagi saya itu adalah hal yang biasa dan tidak terlalu menyakitkan karena hanya bullying tingkat biasa tapi, ketika memasuki masa SMK itu adalah masa dimana kalau Kata orang masa paling indah.
Bagi saya itu masa paling menyakitkan ketika salah satu teman cowok sekelas saya tidak suka dengan saya entah kenapa menjadikan hari-hari sewaktu sekolah menjadi tidak enak dimana hampir satu angkatan itu melakukan bullying terhadap saya.
Apapun yang saya lakukan menjadi topik hangat untuk diperbicarakan dan tentu saja telinga saya panas mendengar nya.
Dimasa saya sekolah ejekan, tatapan sinis seolah menjadi makanan tiap harinya.
Terkadang sempat berpikir salah saya apa sampai diperlakukan seperti ini.
Hal yang paling saya gak suka ialah ada tugas kelompok dari guru dan dimana gak ada yang mau satu kelompok dengan saya tentu saja kebanyakan dari para cowok yang merasa saya tidak cantik dan sebagainya.
Secara tidak langsung apa yang saya alami membunuh diri saya perlahan.
Saya menjadi pribadi yang merasa rendah diri, tidak menghargai diri sendiri dan merasa tidak layak.
Bahkan, sempat terlintas di benak saya kenapa saya harus lahir dengan kondisi yang tidak sempurna seperti yang lainnya?.
Bertahun-tahun saya mengalami apa yang namanya "bullying".
Sahabat bagi saya itu bagaikan memetik bintang di langit.
Sesuatu yang saya bisa punya di kemudian hari seolah hanya menjadi mimpi.
Tetapi suatu hari ketika kakak laki-laki membawa saya ke suatu gereja saya ibadah ya seperti ibadah orang-orang pada umumnya.
Ternyata, di gereja ini tidak sama seperti gereja lainnya.
Di gereja ini saya mulai bisa berinteraksi dengan orang dan mengenal apa itu Komunitas.
Pergerakan melalui Komunitas dimana orang-orang bisa mengenal lebih dalam satu sama lain.
Pada awalnya saya cukup terkejut ternyata Orang-orang yang di gereja sangatlah ramah dan menanyakan no telp saya sebagai identitas untuk menjadi jemaat disana.
Di sore hari saya mendapat sms dan berkenalan dan mereka mengajak saya untuk berkomunitas.
Komunitas yang bernama komsel.
Saya masih ingat komsel Rungkut itulah komsel pertama saya.
Yang pada awalnya hanya mengira seperti ibadah biasa pada umumnya ternyata bukan.
Setelah penyembahan ada sesi sharing dimana satu persatu membagikan apa yang mereka alami Selama satu minggu.
Saya waktu itu hanya mendengarkan dan tidak tahu harus membagikan apa.
Tapi, suatu hari yang cerah di bulan November salah satu Cece yaitu namanya Ce Natalia mengajak ke retreat Encounter.
Retreat Encounter itu apa saya tanya.
Oh, Retreat Encounter itu Retreat dimana kamu mengalami perjumpaan dengan Bapa.
Di Retreat inilah Masa lalu saya dipulihkan dan Gambar diri saya pulih walau tidak sepenuhnya.
Di Retreat ini saya mendapatkan bahwa saya diciptakan Allah menurut Gambar dan Rupa-Nya dan itu sempurna.
Saat-saat itu saya hanya bisa menangis tersedu-sedu, dimana semua kejadian buruk bahkan pikiran untuk apa saya lahir langsung terpatahkan.
Dan menyadari bahwa Saya Berharga di mata Tuhan.
Disini saya baru tahu gereja yang kakak bawa untuk yaitu SMCC (Saints Movement Community Church) dan ibadah yang saya ikut setiap minggu nya bernama Next Community.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar